Teknik Usaha Budidaya Ikan Lele dan Pemasarannya di Kabupaten Sleman

Kali ini akan dibahas tentang teknik usaha budidaya lele dan kondisi harga jual baik di tingkat petani atau pembudidaya maupun pedagang pengumpulnya, serta jalur pemasaran yang terjadi di lokasi penelitian khususnya di Kabupaten Sleman dan secara umum di Indonesia.

Data lapangan lebih lanjut menunjukkan bahwa produksi ikan konsumsi di Kabupaten Sleman sampai saat ini belum dapat mencukupi kebutuhan pasar masyarakat Kabupaten Sleman.

Terbukti pada tahun sebelumnya para pedagang ikan konsumsi dan unit usaha-unit usaha lain yang memerlukan ikan konsumsi sebagai bahan bakunya di Kabupaten Sleman masih mendatangkan pasokan ikan konsumsi (ikan air tawar) dari luar Kabupaten Sleman yaitu total sebanyak 1.756,68 ton. Ikan konsumsi/ikan segar air tawar tersebut terutama didatangkan dari Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

 

Khusus ikan lele untuk memenuhi kebutuhan warung/rumah makan yang menjajakan menu ikan lele untuk daerah Yogyakarta dan sekitarnya saja sekarang ini sudah mencapai 8 ton per hari, sedangkan kebutuhan di Jabodetabek lebih besar lagi, yaitu mencapai 40 ton per hari (Warta Pasar Ikan)

Jika satu konsumen memakan satu ekor, berarti ada sekitar 320 ribu konsumen yang makan ikan lele, hanya di daerah Jabodetabek saja. Suatu jumlah yang cukup menakjubkan dan hal ini menunjukkan adanya peluang usaha budidaya ikan lele yang masih sangat menjanjikan.

Baca :  Cara Budidaya Ikan Lele Cepat Panen dalam Kolam Terpal

Harga Jual Ikan Lele 

Harga jual ikan lele pada tingkat pembudidaya dibedakan atas tiga jenis, yaitu harga benih ikan lele, harga ikan lele konsumsi dan harga ikan lele indukan. Harga ketiga jenis ikan lele tersebut berfl uktuasi karena pengaruh permintaan dan penawaran (pengaruh musim).

Namun secara rata-rata dapat disebutkan bahwa harga untuk benih ikan lele ukuran 2-3 cm adalah sekitar Rp22,50 per ekor, ukuran 5-6 cm sekitar Rp75,- per ekor dan ukuran 8-12 cm berharga kurang lebih Rp140,- per ekor.

Sedangkan untuk ikan lele konsumsi yang satu kg-nya berisi antara 8-12 ekor (ikan lele umur 2,5-3 bulan) berada pada kisaran harga Rp8.000,- per kg. Sementara itu untuk indukan lele harganya sekitar Rp25.000,- per kg.

Adapun untuk harga ikan lele konsumsi yang satu kg-nya berisi 8-12 ekor (paling banyak disukai konsumen) pada tingkat pedagang pengumpul adalah berkisar antara Rp9.500,- per kg (bulan April-saat stok ikan lele sedikit), sampai dengan Rp12.000,- per kg (saat Lebaran) dengan harga rata-rata adalah Rp10.000,- per kg.

Jalur Pemasaran Ikan Lele

Pemasaran ikan lele di Kabupaten Sleman seluruhnya dipasarkan untuk pasar domestik (dalam negeri), terutama di daerah Kabupaten Sleman dan sekitarnya. Secara umum jalur pemasaran ikan lele tidak jauh berbeda dengan jalur pemasaran ikan jenis lain yang dibudidayakan oleh petani.

Baca :  Tips Budidaya Ternak Belut Dengan Media Drum

Karena terdapat tiga jenis ikan lele yaitu benih ikan lele, ikan lele konsumsi dan ikan lele indukan, maka rantai pemasaran antara ketiga jenis ikan lele tersebut juga berbeda. Untuk benih ikan lele, bagi petani di Kabupaten Sleman yang tergabung dalam kelompok maka akan menjual benih ikan lele yang mereka hasilkan seluruhnya langsung dijual di pasar benih yang dimiliki oleh kelompok.

Pembeli – baik para pembudidaya pembesaran maupun pedagang benih ikan lele yang akan dijual lagi – langsung membeli di pasar tersebut. Sementara bagi pembudidaya yang tidak tergabung dalam kelompok cukup variatif, antara lain menunggu pembeli yang datang maupun dijual melalui tengkulak.

Adapun untuk ikan lele konsumsi hampir seluruhnya dijual langsung kepada pedagang pengumpul dengan cara diambil. Demikian juga untuk ikan lele indukan, namun ikan lele indukan biasanya pembelinya adalah para petani pembenihan ikan lele.

Kendala Pemasaran  Ikan Lele

Kendala pemasaran ikan lele yang terjadi di Kabupaten Sleman terutama dialami oleh petani/pembudidaya yang tidak tergabung dalam kelompok yaitu pemasaran sering dilakukan melalui tengkulak yang mengambil keuntungan secara berlebihan dalam rantai pemasaran tersebut.

Sedangkan bagi petani yang tergabung dalam kelompok, pemasaran yang dilakukan melalui pasar kelompok baru untuk benih ikan lele saja sedangkan yang untuk ikan lele konsumsi maupun ikan lele indukan belum. Seharusnya kelompok lebih proaktif sehingga pemasaran benih ikan lele, ikan lele konsumsi dan ikan lele indukan seluruhnya dilakukan melalui pasar kelompok.

Baca :  Motivasi Sukses Budidaya Ternak Lele dan Bisnis Olahan Ikan Lele

Kendala lain adalah masih banyak petani/kelompok yang belum mampu melakukan pengolahan pasca panen akibat kurangnya pengetahuan dan teknologi. Padahal pengolahan pasca panen diperlukan jika ada hasil panen ikan lele yang tidak terjual (meskipun sangat jarang terjadi). Ikan lele tersebut bisa diawetkan dengan cara pengasapan baik dengan teknologi pengasapan panas maupun pengasapan dingin.

Hal lain yang masih menjadi kendala adalah belum mampunya petani dalam menjalin networking langsung kepada konsumen/ pelanggan khususnya pelanggan besar dalam rangka menjamin kontinuitas pasar. Petani juga masih lemah dalam menjalin komunikasi dengan komunitas pasar yang ada. Padahal hal tersebut sangat bermanfaat untuk mendapatkan akses informasi yang sempurna tentang kondisi pasar, baik dalam hal harga maupun besarnya permintaan pasar.

Demikian tadi sudah dibahas tentang teknik usaha budidaya lele dan kondisi harga jual baik di tingkat petani atau pembudidaya maupun pedagang pengumpulnya, serta kendala jalur pemasaran penjualan iakan lele yang terjadi. Dapat kita jadikan pembelajaran mengantisipasi naik turunnya harga dan permainan pasar.