Karantina Pertanian Bangkalan, Jawa Timur dibawah pengawasan Kementrian Pertanian Republik Indonesia, kemarin sudah kemas dan kirim 19 kontainer briket arang bahan batok kelapa ke Negara Ukraina, Moldova dan Rusia.
Komoditas ekspor tersebut 19 kontainer dengan nilai Rp2,7 miliar sudah berangkat kirim setelah melalui pemeriksaan karantina secara ketat yaitu dengan persyaratan yang diminta negara tujuan dan ini sudah ke dua kalinya ekspor briket arang batok kelapa di pertengahan pandemi Covid-19 kali ini. Pengiriman tersebut dikirim lewat pelabuhan Perak – Kota Surabaya Jawa Timur, setelah melengkapi dokumen dan cek fisik, sebagai syarat memastikan komoditas tersebut terbebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
Peluang Komoditas Produk Olahan Kelapa di Eropa
Komoditas produk olahan kelapa memang berpotensi, untuk meningkatkan nilai dari tempurung kelapa / choconut charcoal ini diproses menjadi briket arang tempurung kelapa berkualitas ekspor.
Untuk menembus pasar Eropa sudah terbuka lebar, kini petani tidak perlu risau untuk diserap hasil taninya. Pasar Eropa dan Arab membuka lebar hasil turunan kelapa dari Indonesia. Saran untuk para pemain produk ini perlu menambah akses untuk pemasaran yang lebih luas.
Baca juga:
Memahami Pembayaran L/C Letter of Credit dalam Ekspor Impor
Primadona Aroma Kopi Nusantara Jadi Komoditas Ekspor Utama
Contoh Proposal Dana Bantuan Mesin dan Pupuk Pertanian
Turunan Pohon kelapa tidak hanya buah nya saja tapi hampir keseluruhan bisa dijual, mulai dari air kelapa, dagingnya, tempurung, dahan, dan batang. Sering kita lihat tempurung kelapa dibuang begitu saja dan dianggap limbah, padahal bisa menjadi komoditas yang sangat bernilai tinggi untuk dirubah menjadi arang dengan kualitas ekspor.
Briket arang juga diekspor ke Negara Moldova sebanyak 16,6 ton dengan nilai total Rp 465 juta. Sesuai data, di periode yang sama sejak bulan Januari hingga Agustus tahun 2020, ekspor produk dari turunan briket arang yang telah disertifikasi melalui Karantina Pertanian Bangkalan berjumlah 348 ton senilai Rp4,7 miliar tujuan ekspor Negara Rusia, Ukraina dan Moldova. “Sedang di tahun 2019, tertulis sejumlah 224 ton eksor briket arang bernilai total Rp1,75 miliar pula sudah disertifikasi tujuan Negara ekspor Rusia dan Ukraina,” ungkap Kepala Karantina Pertanian Bangkalan bapak Agus Mugiyanto. Ini Sesuai dengan kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kata bapak Agus, bertujuan melipatgandakan nilai jual ekspor hingga tiga kali lipat (gratieks) samapi ke tahun 2024 depan, Karantina Pertanian Bangkalan hingga kini terus bersinergi dengan pihak di wilayah batasan kerjanya.
Selayaknya Pemerintah mendukung penuh dan tidak lengah, sebab ini harapan besar rakyat petani Indonesia ! Kementrian Pertanian sudah siapkan program yang sangat strategis yaitu menyediakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat dan ini sudah bisa digunakan untuk para pelaku bisanis bidang agribisnis guna memacu hilirisasi supaya bernilai tambah ekonomi.
Fasilitator Perdagangan Internasional
Selaku fasilitator pertanian di kancah perdagangan internasional (Ekspor Impor), pihaknya juga aktif mengikuti forum internasional untuk memperbarui kesepakatan “G to G” yang berhubungan dengan aturan-aturan sanitari dan fitosanitari yang diminta persyaratan oleh negara tujuan. Ujar Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil, “Pangsa pasar sudah makin terbuka selebar-lebarnya dengan kondisi lock down di beberapa negara lain sebagai pemain pemasok komoditas pertanian, inilah terbukanya pasar baru untuk Indonesia yang kaya dengan komoditas pertaniannya, baik komoditas bahan original maupun turunannya”.