Cara Budidaya Jahe Cepat Panen Kualitas Ekspor

Sahabat tani mulai gencar membudidayakan tanaman jahe. Budidaya Jahe Gajah di lahan pertanian sudah banyak memanfatkan peluang ini, baik yang di ekspor dan dijual di pasar lokal, begitu juga jenis jahe emprit dan jahe merah yang kini jadi komoditas ekspor.

Jahe adalah tanaman obat atau juga rempah yang berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).

 

Jenis Tanaman Jahe

Terdapat 3 jenis jahe berdasarkan ukuran, bentuk & warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :

  1. Jahe putih atau berbentuk kuning besar  sering disebut juga jahe gajah / jahe badak : Bentuk rimpangnya besar, ruas rimpangnya lebih gemuk dari pada kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini sering dikonsumsi sebagai minuman stamina untuk orang muda maupun tua, baik sebagai jahe segar ataupun jahe olahan.
  2. Jahe putih / kuning kecil atau sering disebut jahe sunti / jahe emprit : Ruasnya berukuran kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini dipanen sesudah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih banyak dari pada jahe badak / jahe gajah, ciri khas rasanya lebih pedas juga berserat tinggi. Jahe ini sangat bagus untuk ramuan obat-obatan atau diekstrak oleoresin & minyak atsirinya.
  3. Jahe merah : Rimpang mempunyai warna merah & lebih kecil dari jahe putih kecil. Sama seperti jahe kecil, jahe merah biasanya dipanen setelah tua & mempunyai kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok sekali untuk ramuan obat-obatan.
Baca :  Rusia, Ukraina dan Moldova Jadi Target Ekspor Briket Arang Batok Kelapa

 

Tip Untung Budidaya Jahe

Memilih tanaman yang tepat dan berkualitas untuk budidaya memang sangat berpengaruh pada hasil dan keuntungan yang akan didapat, namun jika terlalu larut dalam memilih komoditi/tanaman yang tepat, bisa jadi keuntungan yang diharapkan akan terlewati karena musim.

Harga pasar berkaitan dengan musim panen, dimana musim yang kurang mendukung menyebabkan harga komoditi tertentu mencapai harga tinggi, dan sebaliknya saat musim baik dan banyak orang berbudidaya biasanya hargapun juga turun hal ini sesuai dengan hukum ekonomi.

Cara tepat mencegah hal itu terjadi, maka kita tak perlu menunggu musim atau rame- rame menanam sebagaimana sifat latah sebagian besar petani kita, sehingga tidak lagi terjadi “panen massal/over produksi”. Dengan demikian tak perlu terjadi fluktuasi harga yang berarti dikarenakan terlalu banyak stok dan menurunnya jumlah permintaan.

Baca :  Komoditas Hasil Pertanian Utama Yang Memiliki Potensi Ekspor Tinggi

Jahe Merah, tanaman ini tak terlalu sulit dalam berbudidayanya. Cukup di sela-sela tanaman pokok (sengon, kopi, atau tanaman buah- buahan), ataupun lahan kosong di sekeliling rumah.

 

Persiapan Yang Dibutuhkan Budidaya Jahe

Sebelumnya untuk memulai menanam Jahe sebaiknya kalkulasi secara matang seberapa besar investasi yang di tanam untuk budidaya jahe agar dapat mengetahui laba rugi setalah masa panen. Berikut adalah langkah-langkah praktis dalam membudidayakan Jahe Merah dalam karung atau  polybag .

 

1. Menyiapkan media tanam

Media tanam yang dipakai adalah karung bekas atau polybag. Jika menggunakan karung, bisa menggunakan karung bekas beras atau pakan ternak. Semakin besar ukuran karung, media pengisi juga semakin banyak, namun produktivitas Jahe Merah juga akan semakin tinggi.

Jika menggunakan polybag, gunakan polybag dengan ukuran minimal 40 x 50 cm. Media pengisi karung atau polybag adalah tanah, pasir rambon dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2

 

2. Tanah

Tanah yang baik adalah tanah yang gembur dan subur. Gembur artinya remah dan komposisi liat, pasir, dan debunya seimbang. Subur berarti banyak kandungan unsur haranya. Jika tanah yang digunakan sudah subur dan gembur, sebenarnya tidak diperlukan penambahan bahan lain. Namun karena jarang didapatkan tanah yang subur dan gembur, maka diperlukan penambahan bahan lain
seperti pasir dan pupuk.

Baca :  Peluang Komoditas Jahe di Kabupaten Karanganyar Punya Prospek Ekspor

 

3. Pasir

Pasir diperlukan jika tanah yang digunakan mengandung fraksi liat yang cukup tinggi. Pasir yang digunakan adalah pasir ladu atau pasir yang bercampur dengan lumpur. Selain murah, pasir ini juga masih mengandung bahan-bahan mineral endapan.

 

4. Pupuk Organik

Pupuk organik bisa menggunakan pupuk kandang, pupuk kompos atau bokashi (hasil fermentasi mikroorganisme). Meskipun menggunakan pupuk kandang, akan lebih bagus jika pupuk kandang yang telah dihancurkan dan difermentasi sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman.

Seluruh media tersebut dicampur merata sambil dibersihkan dari benda-benda yang mengganggu, misalnya plastik, batu atau benda lainnya.

Lalu media pengisi dimasukkan ke dalam karung atau polybag yang telah disiapkan. Pengisian karung atau polybag cukup ¼ bagian saja, karena selama pertumbuhan tanaman nanti, akan dilakukan penambahan pupuk organik.

Semoga Tips Budidaya Jahe bermanfaat bagi para petani Indonesia, lain waktu kita bahas kembali lebih mendalam.