Merica adalah salah satu bumbu dapur yang menjadi favorit para ibu rumah tangga. Rasanya yang pedas segar itu kerap membuat makanan terasa begitu menggugah selera. Biasanya merica digunakan dalam masakan ayam goreng, sayur sop, dan banyak lainnya.
Bumbu berbentuk butiran kecil ini selain untuk bumbu masakan, bahkan juga bisa dimanfaatkan sebagai obat bagi beberapa penyakit. Sebelumnya, produk yang memiliki nama Latin Piper albi linn ini sempat menghebohkan warga Banjarnegara. Di Indonesia, produk merica setiap tahun mencapai 80-90 ribu metrik ton. Dari produksi tersebut, 80 persen dialokasikan untuk pasar ekspor.
Harga merica yang cukup mahal membuat para pedagang yang nakal, membuat merica palsu dan di jual kepada apara Harga merica yang cukup mahal membuat para pedagang hortikultura yang juga ingin meraup kentungan besar.
Polisi terus mengembangkan kasus peredaran merica palsu di Jawa Tengah. Salah satu upayanya adalah dengan mengirim contoh merica tersebut ke Laboratorium Forensik Polda Jateng. Kapolres Pati AKBP R Setijo Nugroho mengatakan, pihaknya serius mengungkap kasus merica tersebut. “Kami sudah meminta keterangan dari beberapa penjual. Dan, dari barang bukti yang berhasil diamankan juga sudah dikrim ke Labfor Polda Jateng. Kita tunggu saja bagaimana hasilnya” ujarnya beberapa waktu lalu.
Penemuan merica palsu di Banjarnegara, Jawa Tengah, tidak membuat khawatir para konsumen serta pedagang produk hortikultura di Surabaya. Thoimah, 56 tahun, adalah Pedagan makan yang senantiasa belanja bumbu dapur terutama merica (lada) di pasar Mangga Dua Surabaya. Dia punya trik khusus membedakan mana merica palsu dan yang asli, lsnjut wanita pauh baya itu, selama saya belanja di pasar surabaya, tidak pernah mendapati merica palsu. Kata dia, pembeli justru lebih pintar membedakan kualitas merica baik dengan yang tidak.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya menurunkan tim untuk menginvestigasi adanya kabar temuan merica yang dicampur dengan semen di Jawa Timur.
“Tim kami masih meneliti distribusi merica dicampur semen ke wilayah Jawa Timur, dan hingga saat ini masih belum mendapat kabar hasil investigasi itu. Namun, kami berjanji akan memberitahukan jika hasilnya ada,” ucap Kepala BPOM Surabaya I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa di Gresik.
Investigasi yang dilakukan BPOM memanfaatkan jejaring keamanan pangan daerah, serta menggandeng beberapa pihak untuk mendapatkan informasi adanya merica dicampur dengan bahan dari semen serta kapur.
“Kami telah berkoordinasi terkait masalah ini dengan jejaring keamanan pangan daerah, sebab seusai dengan SK Gubernur Jatim per 15 Mei, keberadaan jejaring ini sangat bermanfaat untuk memperkuat koordinasi pangan,” katanya.