Melihat potensi Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tersebut, LKM Tunas Karya Mandiri bersama Pemerintah Desa dan masyarakat akan mengembangkan Desa Tangkil Kulon sebagai desa agrobisnis berbasis lokal. Desa agribisnis merupakan desa yang terbentuk basis sebagian besar ekonominya bergerak dalam sektor pertanian untuk pengembangan sektor industri pertanian. Sedangkan sumber daya lokal nya adalah sumber daya manusia dan sumber daya alam yang berada di Desa Tangkil Kulon.
Pengembangan kawasan agribisnis berbasis lokal yang sekarang dikembangkan diantaranya adalah program pengembangan diversitifikasi pertanian agrobisnis berbasis lokal:
Agrobisnis Lokal Berbasis Padi Organik
Kegiatan agrobisnis menanam padi organik dengan cara memperbaiki sumber daya lahan pertaniannya; sosialisasi pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan; tips meningkatkan produksi panen padi dan pendapatan petani; mengupgrade pengetahuan petani dalam memaksimalkan sumber daya alam untuk usaha tani, merubah mainset pola pikir, sikap dan perilaku petani berkenaan dengan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan; menyediakan bahan makanan bebas residu dari bahan kimia yang berbahaya.
Kegiatan Budidaya Perikanan Darat
Pengembangan perikanan darat tau air tawar diarahkan pada Usaha Pembenihan Rakyat (UPR) yang dilakukan masyarakat di kolam terbuka maupun di kolam tertutup / dalam ruangan.
Budidaya ikan diletakkan dalam ruangan memiliki banyak kelebihan yaitu lahan tidak terlalu luas, perkembangan ikan bisa lebih terkontrol dari pada kolam yang lebih luas. Komoditi ikan yang dapat dilakukan dengan sistem ruangan yaitu ikan lele dumbo, patin, bawal dan ikan gurame. Sedangkan pembenihan dan pendederan ikan Nila dan Baster pembesaran Lele dumbo dilakukan di kolam terbuka.
Program Pengembangan Agrowisata
Pengembangan agrowisata di desa ini, dengan mendirikan green house dan nantinya akan dikembangkan menjadi Pusat Informasi Tekonologi Terapan Pertanian yang bisa langsung dialihkan ke petani. Kemampuan dalam pengkajian dan pusat informasi teknologi terapan budidaya pertanian di Kawasan Agro, pada nantinya akan menjadi pusat pelatihan, diklat, serta magang untuk peminat pertanian dari berbagai kalangan, baik dari pelajar maupun masyarakat umum dari dalam dan luar Pekalongan.
Program Agro Peternakan
Bidang peternakan di Kawasan Agro akan memaksimalkan penggemukan ternak sapi dan domba. Proses penggemukan sapi dan domba akan dikaji tentang teknologi pakan sehingga akan dihasilkan penambahan berat ternak yang singkat. Selain sosialisasi teknologi pakan, juga melakukan pengkajian teknologi pemanfaatan limbah ternak, diantaranya pengomposan dan biogas. Hasil pengkajian ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, terutama yang tergabung dalam kelompok peternak sapi dan domba.
Bidang Perikanan
Bidang Perikanan pada pengembangan Kawasan Agro akan fokus pada pengembangan wisata perikanan dan teknik budidaya perikanan, juga nantinya akan dikaji teknik budidaya perikanan yang memungkinkan dikembangkan di Kabupaten Pekalongan.
Pengembangan Kawasan Agrowisata Tangkil Kulon ini melibatkan petani sebagai anggota Kelompok Tani Desa Tangkil Kulon, sehingga bisa mempermudah transfer teknologi ke para petani. Selain itu akan fokus pada upaya menghasilkan teknologi terapan yang berguna untuk meningkatkan hasil pertanian, perikanan, dan peternakan.
Pengembangan Kawasan Agrowisata Tangkil Kulon selain dapat menghasilkan teknologi-teknologi yang bermanfaat bagi petani, diharapkan juga akan mendorong tumbuhnya sentra usaha pertanian lain di sekitar Kawasan Agro yang mendukung pengembangan kawasan agro, misalnya usaha-usaha nursery tanaman hias.
Kawasan Agrowisata Tangkil Kulon juga akan difungsikan sebagai pendukung program life skill pertanian pada bidang pendidikan. Pengembangan Kawasan Agrowisata Tangkil Kulon jangka panjang diarahkan untuk menjadi suatu Kawasan Agrowisata yang mendukung pengembangan pertanian. Kawasan
Agrowisata pada prinsipnya merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) untuk mempeluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan. Pengembangan Agrowisata Tangkil Kulon disesuaikan dengan kapasitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan diharapkan dapat melestarikan sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat
sekitarnya. Hal ini karena pengembangan agrowisata pada akhirnya akan menciptakan lapangan pekerjaan dengan adanya unit-unit usaha disekitar wilayah agrowisata yang mendukung pengembangan Kawasan Agrowisata.
Kegiatan Agrobisnis Peternakan
Kegiatan ini meliputi :
Agrobisnis penggemukan sapi potong
Dilihat dari daya dukung lahan dan potensi limbah pertanian serta limbah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak sapi potong, maka volume usaha penggemukan sapi potong akan dapat ditingkatkan.
Agribisnis ternak sapi perah
Agribisnis ternak sapi perah dapat dikatakan menghasilkan 4 (empat) jenis emas yaitu emas putih (susu segar), emas merah (daging), emas hitam (pupuk kandang), dan emas cair (kencing sebagai pupuk). Pertimbangan lainnya yang mendukung pengembangan usaha sapi perah adalah :
1) Tingkat besarnya laba tidak fluktuatif, tetapi cenderung naik.
2) Harga susu sapi perah cenderung selalu naik
3) Produk sampingan dari usaha sapi perah memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan usaha lainnya.
4) Resiko penyakit relatif kecil
5) Resiko keamanan relatif kecil
6) Mendorong tumbuhnya industri ikutannya yaitu pengolahan susu sterilisasi, susu pasteurisasi, yohurt, ice cream, bahan cosmetic, mentega, keju, dan sebagainya.
Agribisnis ternak domba
Agribisnis ternak domba sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Pekalongan karena adanya beberapa faktor pendukung yaitu ;
1) Kesesuaian agroklimat dengan karakteristik ternak domba
2) Tradisi beternak domba sudah membudaya di masyarakat petani peternak
3) Tersedianya kelembagaan usaha baik berupa Kelompok dan Koperasi peternak domba
4) Peluang pasar sangat besar karena adanya kecenderungan peningkatan konsumsi daging termasuk daging domba
5) Tersedianya pasar hewan (domba/kambing) yang cukup memadai.
Bagi masyarakat petani peternak, agribisnis ternak domba selain sebagai sumber pendapatan keluarga juga berfungsi sebagai; sumber protein hewani, tabungan petani peternak, penghasil pupuk kandang, penghasil kulit, hewan pembersih gulma, hewan kesayangan, dan hewan kurban bagi umat Islam.
Program Pengembangan Paska Panen
Program ini meliputi pemenuhan kebutuhan pakan ternak melalui pemanfaatan limbah paska panen melalui :
Pembuatan Jerami Fermentasi dan Silase
Jerami padi merupakan alternatif pakan ternak yang potensial di antara limbah pertanian lainnya karena produksi cukup melimpah dan tersedia setiap waktu. Namun, jerami padi memiliki kelemahan yaitu kandungan nutrisi (protein) rendah, serat kasar tinggi, daya cerna rendah, dan palatabilitas rendah. Untuk meningkatkan kualitas jerami padi dapat ditempuh dengan beberapa cara diantaranya adalah melalui bio-proses fermentasi (enzimatis) terbuka selama 21 hari. Tujuan pengolahan ini adalah mengubah struktur fisik oleh enzim deliginifikasi (menghilangkan peranan lignin) dengan cara memutuskan ikatan lignoselulosa dan meningkatkan gizi jerami padi.
Jerami padi fermentasi dapat diberikan sebagai pakan ternak ruminansia (sapi potong, sapi perah, domba dan kambing) sebagai substitusi rumput segar.
Dengan cara demikian, pemanfaatan hijauan pakan ternak dalam bentuk jerami padi akan dapat dilakukan sepanjang tahun dan lebih efisien dalam pemanfaatan waktu dan tenaga peternak. Nilai nutrisi jerami padi, jerami padi fermentasi dan rumput gajah (Pannissetum purpureum).
Pembuatan Konsentrat Untuk Pakan Ternak
Konsentrat adalah jenis pakan ternak yang terdiri dari satu atau lebih bahan pakan dengan kandungan protein yang tinggi. Konsentrat sangat dibutuhkan untuk melengkapi kebutuhan nutrisi ternak disamping pakan jenis hijauan. Bahan baku pembuatan konsentrat dipilih berdasarkan pertimbangan : kandungan nutrisi, kemudahan memperoleh, ketersediaan yang berkelanjutan, dan harga. Untuk mendukung kegiatan agrobisnis secara umum, bahan baku konsentrat diutamakan dari limbah industri pertanian yang mengandung protein yang cukup tinggi dan tidak berkompetisi dengan komoditas lainnya, misalkan dedak, ampas kecap, ampas bir, garam, onggok, ampas tahu, kulit coklat, bungkil kopi, bungkil kelapa, dan tetes tebu.
Ketersediaan konsentrat untuk pakan ternak sebagai pendukung pengembangan agribisnis mutlak dibutuhkan. Kualitas, kuantitas dan kontinyuitas tersedianya konsentrat, sangat berpengaruh pada tingkat produktifitas ternak.
Pembangunan dan Pengembangan Rumah Potong Hewan
Pebangunan dan pengembangan RPH dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa dalam hal pemotongan hewan yang halal, aman, utuh, dan sehat.
Program Composting Communal
Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah terpadu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan (persampahan) dengan melakukan proses Reduksi, Recycle dan Reuse (3R). Sampah yang sudah melalui pemilahan yaitu sampah organik akan diproses untuk bahan setengah jadi kompos dan sampah anorganik yang sudah tidak dapat di recycle dan reuse akan dipadatkan untuk kemudian dibuang.
Pembangunan Pasar Desa dan Pengembangan Jejaring Usaha
Pembangunan pasar desa bertujuan sebagai sarana untuk :
a. memasarkan hasil produksi desa;
b. mendorong masyarakat desa agar mampu berproduksi dan mengolah hasil produksi desa;
c. menciptakan lapangan kerja;
d. meningkatkan pendapatan asli desa;
e. mendorong kehidupan perekonomian desa;
f. mendorong kehidupan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dan Koperasi Unit Desa (KUD).
Pengembangan jejaring usaha dilakukan melalui rintisan trading house dengan cara :
1. Sentra Produktivitas agropolitan, antara lain
a) Padi organik yang dilakukan secara bertahap
b) Jenis ikan air tawar: Lele dumbo, Patin, Bawal, Baster, Nila.
c) Ternak Sapi potong, Sapi perah dan Domba.
2. Produktivitas KUKM, antara lain
a) KUKM Off Farm agropolitan
- Makanan dan Minuman
- Cenderamata dan assesoris
- Industri Pengemasan
- Pakan ternak
- Pupuk Organik (Granular)
b) KUKM pengembangan
– Industri Pengolahan kayu
– Industri Konveksi dan Batik
Berikutnya membangun pusat promosi dan informasi peluang pasar dengan memanfaatkan radio komunitas yang sudah ada (Mandiri FM) dan pengembangan website LKM Tunas Karya Mandiri sebagai sarana promosi dan internet marketing.
Pemberdayaan KUKM disegala bidang dan Fasilitasi Perkuatan Modal
Peningkatan pemberdayaan keterampilan dan kewirausahaan KUKM, dilaksanakan melalui banyak kegiatan sesuai dengan hasil penataan KUKM, antara lain: Peningkatan jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) dengan pendekatan achievment motivation training (AMT); Peningkatan pengetahuan manajemen dan ketrampilan teknis; serta pemberian modal pendampingan bergilir.
Demikian tadi Desa Tangkil Kulon Menuju Sentra Agrobisnis Berbasis Lokal, dan perlu juga dicontoh desa lain untuk meningkatkan ekonomi di sektor agrobisnis.